Di saat saudara-saudara kita merintih kesakitan kita masih dapat tertawa bahagia. Di saat saudara-saudara kita berjuang memperjuangkan jiwa dan raga demi agama, kita masih lagi terlena dengan indahnya kesenangan. Nyawa pun kini tak lagi berharga layaknya menjadi binatang dicabik-cabik raganya, di mana-mana darah bercucuran, gedung-gedung roboh anak-anak yang kehilangan ayah ibunya, di mana hati-hati kita di saat ini, adakah kita dapat merasakan kepedihan mereka yang sudah berpuluh tahun tanpa penghujung??? Di mana rasa kecintaan kita terhadap saudara kita??? Adakah hanya dengan kata-kata sahaja ucapan cinta itu terkeluar dari lisan tanpa tindakkan. Inikah cinta, kasih sayang yang terjalin sesama insan…
Begitulah manusia takkan terbangun dari mimpi indah sekiranya tidak terjadi kepada diri sendiri, takkan terbangun dari tidur nyenyak andai tak termimpi ngeri yang menyelubungi diri. Sedarkah diri, kemewahan dan kesenangan yang dikecapi hanya mainan duniawi, takkan kekal abadi selamanya di sini. Ukhrawi bakal menjadi saksi, penyaksian di depan Ilahi penyaksian abadi dan hakiki tanpa ada yang menzalimi dan dizalimi semuanya diadili, takkan manusia dapat lari lagi dengan perhitungan tanpa korupsi, manusia akan hadapi samada Janntun Na’im atau Naar Jahannam (Nauzubillah) di sana kekal abadi kita di semadi.
Keindahan kehidupan akan dirasai andai tahu menghargai dan menghormati. Sebagai anak adam kita takkan dapat lari dari kesalahan dan kesilapan, hanya kemaafan dipinta bukan cemuhan dan makian yang diperolehi. كل بني ءادم خطاء, وخيرخطاء التواب Kenapa harus kita bermusuhan dan iri hati?? Cukuplah dengan keadaan sebegini, mensyukuri apa yang diberi bukan mengkritik pemberian Allahu Rabbi. Redha dan bersyukur dengan apa yang ditakdirkan untuk kita. Kita manusia biasa punya hati dan naluri tapi pandulah hati dan sanubari ke arah yang diredhai. Jangan biarkan nafsu menguasai diri dan hati, jangan biarkan ia terus mengemudi arah duniawi ini. Kita punya keyakinan diri, walaupun iman senipis kulit bawang sekalipun jangan menyerah diri kepada nafsu perosak ini, lawan sehabis isi hati. Dengan niat yang suci Kita mampu kalahkannya, percayalah pada diri Kita mampu merubahnya kerana Rabbul Izzati dan demi Islam wadah perjuangan insani.
No comments:
Post a Comment